Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik

Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik - Hallo sahabat Informasi Seputar Mikrotik Terbaru - Mikrotik indonesia-, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Artikel, Artikel Bridging, Artikel Mikrotik Lanjut, Artikel Routing, Artikel Wireless Mikrotik, Artikel Wireless P2P, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik
link : Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik

Baca juga


Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik

Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik - Wireless Point-to-Point merupakan koneksi komunikasi nirkabel antara dua titik, dimana satu host (access point) terhubung hanya dengan satu client (station). Penerapan Wireless Point-to-point (P2P) pada Mikrotik membutuhkan lisensi RouterOS minimal level 3 dengan mode bridge – station. Wireless P2P Mikrotik dapat dilakukan dengan metode routing maupun bridging. Perbedaan metode routing dan bridging pada wireless point-to-point Mikrotik adalah sebagai berikut:

Metode Routing

Metode routing dilakukan dengan cara memberikan IP address pada interface Wlan dan Ether dengan segmen jaringan yang berbeda, sehingga untuk menghubungkan dua segmen berbeda tersebut dilakukan routing, baik secara dynamic maupun static. Contoh konfigurasi routing dapat dilihat pada Gambar berikut ini :

Kelebihan dari penggunaan metode routing adalah tidak ada broadcast traffic atau flood yang dapat mengurangi performa jaringan wireless. Sedangkan kekurangannya adalah perlu konfigurasi yang lebih rumit dengan penggunaan lebih banyak IP address.

Metode Bridging

Metode bridging yaitu dengan melakukan bridge pada interface Wlan dan Ether sehingga bisa diberikan satu IP address atau tanpa IP address agar menjadi transparan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut ini :

Kelebihan menggunakan metode bridging yaitu alokasi penggunaan IP address lebih sedikit, bahkan bisa tanpa IP address. Sedangkan kekurangannya yaitu akan terjadi broadcast traffic atau flood dari tiap client yang dapat mengakibatkan menurunnya performa jaringan wireless sehingga tidak cocok diterapkan pada jaringan skala besar.

Dari kedua metode tersebut baik Routing maupun Bridging sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jika anda ingin membangun jaringan Wireless Point-to-point yang transparan bisa menggunakan teknik bridging. Sedangkan jika ingin membangun jaringan Wireless Point-to-Point skala besar dengan client dan station yang banyak bisa menggunakan teknik routing. Untuk konfigurasi dan cara seting nya akan dibahas pada artikel selanjutnya di blog Tutorial Mikrotik Indonesia ini.


Demikianlah Artikel Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik

Sekianlah artikel Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik dengan alamat link https://mikrotik-indon.blogspot.com/2013/07/routing-vs-bridging-pada-wireless-point.html

0 Response to "Routing Vs Bridging pada Wireless Point-to-Point Mikrotik"

Posting Komentar